Cara Menurunkan Kadar Nitrit Dalam Air Limbah

cara menurunkan nitrit

Memenuhi baku mutu limbah cair bagi perusahaan adalah sebuah tantangan tersendiri, karena kecenderungan baku mutu yang diterapkan oleh pemerintah semakin ketat dari waktu ke waktu.

Salah satu parameter analisa di dalam baku mutu air limbah industri adalah kadar nitrit atau NO2.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014, Lampiran XL VIII, mensyaratkan batas maksimal kandungan nitrit dalam air limbah industri adalah sebesar 1 ppm untuk industri yang termasuk ke dalam golongan-I dan 3 ppm untuk industri yang termasuk ke dalam golongan-II.

Apabila anda saat ini sedang mengalami kesulitan untuk menurunkan kandungan nitrit dalam air limbah, maka anda tidak sendiri.

Banyak perusahaan yang mengalami hal yang sama.

Perusahaan tempat saya bekerja pun pernah mengalami hal yang sama. Dan itu terjadi dalam jangka waktu yang tidak sebentar.

Pada postingan kali ini, kita akan membahas beberapa cara menurunkan nitrit di dalam air limbah. Tentu saja, karakteristik limbah menentukan cara mana yang paling tepat. Mungkin anda perlu melakukan percobaan untuk menentukan cara terbaik.

Cara Menurunkan Nitrit

Kadar nitrit dalam air limbah dapat menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan, seperti menurunkan kualitas air dan membahayakan kehidupan makhluk hidup di dalamnya.

Oleh karena itu, menurunkan kadar nitrit dalam air limbah sangat penting untuk menjaga kualitas lingkungan.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar nitrit dalam air limbah:

  1. Memperbaiki sistem pengolahan air limbah. Sistem pengolahan air limbah yang baik dapat membantu menurunkan kadar nitrit dalam air limbah. Beberapa teknologi pengolahan air limbah yang dapat digunakan untuk mengurangi kadar nitrit di antaranya adalah aerasi, pengendapan, dan filtrasi. Aerasi dapat meningkatkan kadar oksigen dalam air limbah sehingga nitrit dapat dioksidasi menjadi nitrat. Pengendapan dapat mengendapkan partikel-partikel nitrit dalam air limbah sehingga mengurangi kadar nitrit dalam air limbah. Sedangkan, filtrasi dapat menghilangkan partikel-partikel nitrit dalam air limbah sehingga mengurangi kadar nitrit dalam air limbah.
  2. Mengurangi jumlah nitrit yang dihasilkan dalam proses produksi. Industri dapat mengurangi jumlah nitrit yang dihasilkan dalam proses produksinya. Ini dapat dilakukan dengan memperbaiki proses produksi, mengganti bahan baku dengan bahan yang lebih aman dan ramah lingkungan, serta mengurangi penggunaan bahan kimia yang mengandung nitrogen. Dengan mengurangi jumlah nitrit yang dihasilkan dalam proses produksi, maka akan mengurangi jumlah nitrit yang masuk ke dalam air limbah.
  3. Menggunakan mikroorganisme. Mikroorganisme seperti bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter dapat digunakan untuk mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Mikroorganisme tersebut dapat ditambahkan ke dalam sistem pengolahan air limbah untuk membantu mengurangi kadar nitrit dalam air limbah.
  4. Menambahkan larutan sulfida. Larutan sulfida dapat digunakan untuk mengendapkan ion nitrit dalam air limbah menjadi sulfida nitrit yang tidak larut dalam air. Sulfida nitrit kemudian dapat dihilangkan dari air limbah dengan proses pengendapan.
  5. Menggunakan teknologi pemisahan membran. Teknologi pemisahan membran seperti membran ultrafiltrasi dan osmosis terbalik (reverse osmosis) dapat digunakan untuk menghilangkan nitrit dari air limbah. Teknologi ini dapat memisahkan molekul nitrit dari air limbah sehingga mengurangi kadar nitrit dalam air limbah.
  6. Menggunakan bahan kimia yang tepat. Bahan kimia seperti ferro sulfat, hidrogen peroksida, dan kalsium sulfida dapat digunakan untuk mengoksidasi nitrit menjadi nitrat dalam air limbah. Penggunaan bahan kimia harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan dosis yang tepat untuk menghindari pencemaran lingkungan.

Demikian beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar nitrit dalam air limbah. Industri atau pihak yang bertanggung jawab harus memilih cara yang sesuai dengan kondisi air limbah yang dimiliki dan dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan serta kesehatan manusia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *