Selain jenis dan kapasitasnya, pemilihan material heat exchanger juga merupakan faktor yang penting agar heat exchanger yang dirancang handal dan dapat beroperasi optimal sesuai tujuan awal.
Ketepatan dalam pemilihan material heat exchanger didasari oleh pengetahuan yang baik tentang aspek konstruksi, operasi dan maintenance atau perawatannya.
Lalu, faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam proses pemilihan material heat exchanger?
Tips berikut ini akan memberikan petunjuk kepada anda tentang faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan ketika melakukan perancangan heat exchanger, bukan hanya perancangan heat exchanger tipe shell & tube saja, tetapi tipe heat exchanger lainnya juga.
Tips Pemilihan Material Heat Exchanger
#1 Fluida Yang Digunakan
Heat exchanger dengan service fluida seperti hidrogen peroksida, asam nitrat atau natrium hidroksida tentu berbeda dengan heat exchanger dengan service fluida air demin misalnya.
Faktor chemical compatibility (corrosion rate) harus menjadi pertimbangan utama. Kalau tidak, maka laju korosi akan tinggi.
Selain itu, kemurnian atau konsentrasi fluida yang digunakan juga harus diketahui sejak awal.
Bahkan kemungkinan bercampurnya fluida di bagian inner dan outer heat exchanger dan pengaruhnya terhadap material heat exchanger harus diperhitungkan pula.
#2 Koefisien Expansi Thermal
Material dengan koefisien expansi thermal yang rendah menjadi pilihan utama.
Selain itu, periksa juga perbedaan expansi thermal di antara kedua fluida. Jika perbedaannya cukup besar, maka koneksi atau sambungan antara bagian inner dan outer harus menggunakan gasket. Tidak menggunakan pengelasan atau welding.
#3 Kondisi Operasi
Kondisi operasi berupa tekanan dan suhu menentukan material yang akan dipilih sebagai material pembuatan heat exchanger.
Semakin ekstrim kondisi operasinya, maka kebutuhan penggunakan meterial yang tahan terhadap tekanan dan suhu yang tinggi menjadi keperluan mendasar.
#4 Karakteristik mekanikal
Material dengan karakteristik mekanikal yang kuat tentu akan sangat cocok untuk heat exchanger dengan tekanan operasi yang relatif tinggi serta tingkat vibrasi yang tinggi pula.
#5 Kondisi Lingkungan
Heat exchanger yang dipasang di area dekat pantai harus dirancang agar tahan terhadap air laut yang korosif.
Beda halnya dengan heat exchanger yang dipasang dan beroperasi di dalam ruangan, di mana kondisi lingkungan tidak seekstrim di area pantai.
#6 Umur atau service life yang diharapkan
Material yang berbeda memiliki tingkat kekuatan dan ketahanan terhadap bahan kimia yang berbeda. Hal ini terkait secara langsung dengan service life dari heat exchanger yang diharapkan.
Selain itu, tebal bagian material yang dirancang pun akan menentukan umur dari heat exchanger.
Kesimpulan
Agar heat exchanger yang dirancang akan memberikan kinerja terbaik, maka proses pemilihan material heat exchanger harus dilakukan dengan hati-hati. Pertimbangkan 6 faktor di atas.