Masih ingat dengan kasus tahu berformalin di pasar-pasar tradisional beberapa waktu yang lalu? BPOM berhasil membuktikan kandungan formalin pada tahu dan polisi melakukan penyitaan tahu yang diproduksi dengan menggunakan formalin sebagai bahan pengawetnya.
Tentu saja, penggunaan formalin pada tahu bukanlah kegunaan formalin yang legal.
Mengapa? Karena penggunaan formalin pada bahan makanan berpotensi membahayakan orang yang mengkonsumsinya.
Nah, karena itulah kita tidak akan membahas kegunaan formalin dalam kehidupan sehari-hari dalam postingan kali ini.
Mengapa?
Karena khawatir malah mendorong penyelewengan dalam penggunaannya.
Namun, kali ini kita akan belajar apa saja kegunaan formalin dalam industri.
Yuk, mari kita mulai.
Karakteristik dan Bahaya Formalin
Formalin atau formaldehyde adalah salah satu bahan kimia yang termasuk ke dalam kelompok bahan kimia B3.
Formalin dengan rumus kimia CH2O memiliki sederet nama lain atau sinonim. Tak kurang ada 10 sinonim yang dimiliki oleh formalin, yaitu:
- formic aldehyde
- formol
- methanal
- methyl aldehyde
- methylene glycol
- methylene oxide
- oxomethane
- oxomethylene
- paraform
- tetraoxymethylene
Formalin merupakan cairan yang tidak berwarna dengan bau yang sangat kuat.
Di pasaran, umumnya formalin dijual dalam bentuk larutan dalam air, dengan konsentrasi 37% dan dikemas dalam berbagai bentuk kemasan sesuai dengan kebutuhan; drum, jerry can dan juga IBC.
Lalu, mengapa formalin dilarang digunakan sebagai bahan pengawet pada produk makanan?
Bahaya formalin yang paling utama adalah bahan yang bersifat karsinogenik. Artinya, formalin dapat menyebabkan kanker jika masuk ke dalam tubuh manusia, seperti yang telah dirilis oleh cancer.gov.
Padahal menurut OSHA dan NIOSH, tingkat paparan formalin terhadap manusia adalah:
- maksimal 0.75 ppm untuk paparan selama 8 jam kerja (OSHA Permissible Exposure Limit)
- maksimal 2.0 ppm untuk paparan selama 15 menit (OSHA short-term exposure limit)
- paparan sesaat 20 ppm, yang dapat membahayakan kesehatan dan menyebabkan kematian (NIOSH immediately dangerous to life or health)
Nah, selain dapat menyebabkan kanker, formalin juga memiliki potensi bahaya lain, seperti yang dapat anda temukan dalam Safety Data Sheet (SDS) formalin:
- mudah terbakar
- dapat menyebabkan iritasi pada kulit
- dapat menyebabkan kerusakan fatal pada mata
- beracun
Kegunaan Formalin Dalam Industri
Meskipun formalin berbahaya, akan tetapi formalin memiliki banyak kegunaan dalam industri.
Menurut Transparancy Market Research, pada tahun 2026 mendatang konsumsi formalin dunia akan mencapai angka 36.6 juta ton.
Sangat besar, bukan?
Nah, dari jumlah sebanyak itu, untuk apa saja formalin itu digunakan dalam industri?
Ini dia daftar kegunaan formalin dalam industri:
- Formalin digunakan sebagai bahan kimia untuk mereduksi katalis pada industri hidrogen peroksida
- Formalin – yang memiliki sifat pengikatan yang sangat kuat – digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk perekat atau glue, yang memiliki begitu kegunaan.
- Resin yang terbuat dari formalin banyak digunakan pada pembuatan produk-produk kayu komposit seperti furnitur, lantai dan tangga.
- Pada industri farmasi, bahan kimia ini dimanfaatkan pada proses pembuatan vaksin dan hard-gel capsule.
- Formalin dalam konsentrasi rendah digunakan pada proses perawatan kulit yang terinfeksi bakteri.
- Pada industri tekstil, agar warna pada bahan tekstil tidak cepat pudar, maka ditambahkanlah formalin. Formalin dimanfaatkan agar zat pewarna yang digunakan terikat kuat pada bahan tekstil.
- Industri otomotif juga menggunakan bahan yang terbuat dari formalin, seperti phenol formaldehyde, untuk membuat sparepart kendaraan seperti lining pada rem.
- Untuk mengawetkan spesimen manusia atau hewan di laboratorium, maka biasanya digunakanlah larutan 4% formalin.
- Untuk membuat berbagai produk tinta, baik itu tinta printer atau tinta untuk pencetakan buku, formalin merupakan bahan baku yang sangat penting.
- Bahan termoplastik – polyacetal – yang banyak digunakan pada industri listrik dan elektronik, terbuat juga dari formalin.