Pernahkah anda memperhatikan komposisi bahan pada makanan dalam kemasan yang anda beli?
Jika anda perhatikan, maka hampir 99% makanan dalam kemasan yang kita konsumsi mengandung bahan kimia pengawet makanan.
Kok bisa? Memang apa sih fungsi bahan kimia pengawet makanan itu?
Fungsi bahan kimia pengawet makanan adalah untuk menjaga agar bahan makanan tetap utuh, sampai masa kadaluarsanya atau expire date makanan tersebut tercapai.
Dilihat dari efeknya terhadap kesehatan, maka ada bahan pengawet makanan berbahaya dan ada pula bahan pengawet makanan yang tidak berbahaya bagi manusia.
Mengetahui bahan pengawet makanan yang berbahaya sangat penting. Mengingat, efeknya tidak akan segera terlihat dalam waktu dekat.
Bijaklah ketika mengonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet. Apalagi jika ada indikasi atau hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bahan pengawet tersebut memiliki potensi membahayakan kesehatan.
Bahan Kimia Pengawet Makanan
Diantara bahan kimia pengawet makanan, berikut ini adalah yang paling banyak ditemukan – hasil pengamatan pribadi – dalam bahan makanan olahan dalam kemasan.
Sodium Benzoate
Sodium benzoate sering disebut juga dengan benzoic acid, potassium benzoate atau benzoate. Sengaja saya tidak menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, supaya tidak salah paham. Karena bisa jadi istilah yang digunakan adalah istilah asingnya.
Sodium benzoate adalah garam dari benzoic acid atau asam benzoat. Bahan kimia pengawet makanan ini seringkali digunakan sebagai bahan untuk mencegah proses pembusukan atau anti jamur (anti fungal).
Bahan kimia ini dapat kita temukan pada produk-produk seperti jeli, saus pedas, selai dan asinan atau acar.
Berdasarkan study yang dilakukan oleh Southampton University tahun 2007 lalu, bahwa campuran antara sodium benzoate dengan bahan pewarna makanan tertentu menunjukkan adanya korelasi dengan sikap hiperaktif pada anak-anak.
Sodium Nitrite
Bahan kimia pengawet makanan yang kedua adalah sodium nitrite. Sodium nitrite memiliki nama lain yaitu nitrite dan nitrate.
Sodium nitrite biasanya digunakan untuk mengawetkan produk daging olahan seperti sosis, hot dog dan daging dalam kaleng.
Salah satu potensi bahaya bahan pengawet sodium nitrite adalah kaitannya dengan penyakit kanker, seperti dilansir oleh Be Smart Food.
Sodium Sulfite
Sodium sulfite digunakan pada proses pembuatan bir. Satu hal yang terkait dengan potensi bahaya kesehatan dari bahan pengawet ini adalah sensitif terhadap penderita asma.
Sulfur Dioxide
Sulfur dioxide biasa digunakan pada pembuatan bir, jus, soft drink, cuka dan produk yang terbuat dari kentang.
Bahan kimia pengawet makanan yang satu ini telah dilarang penggunaannya oleh FDA Amerika karena beracun.
Sulfur dioxide tidak dianjurkan dikonsumsi oleh mereka yang memiliki penyakit asma, penyakit jantung, bronhitis.
Propyl Paraben
Propyl paraben memiliki nama lain yaitu 4-Hydroxybenzoesäurepropylester, propyl, p-hydroxybenzoate, propyl parahydroxybenzoate, nipasol dan E216.
Lebih baik anda menghindari bahan pengawet yang satu ini. Karena banyak sekali efek negatif terhadap kesehatannya.
Bahan pengawet propyl paraben banyak ditemukan pada produk makanan seperti roti dan pewarna makanan.
Butylated Hydroxyanisole (BHA) dan Butylated Hydroxytoluene (BHT)
BHA dan BHT adalah dua bahan pengawet yang berfungsi untuk mencegah bahan makanan menjadi tengik, berubah warna dan berubah rasa.
BHA dan BHT banyak digunakan pada produk olahan seperti keripik kentang, sereal, jeli, permen, saus, permen karet dan mentega.
Kedua bahan pengawet ini berbahaya terhadap kesehatan karena dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf, mempengaruhi perilaku serta dapat menyebabkan kanker.
Kesimpulan
Menghindari konsumsi bahan kimia pengawet makanan sama sekali rasanya tidak mungkin. Apalagi, bagi anda yang sibuk dan tinggal diperkotaan. Yang perlu kita lakukan adalah mengatur tingkat konsumsi agar sesuai dengan tingkat konsumsi aman.
Pingback: 12 Kegunaan Etanol Dalam Industri - Proses Produksi Bahan Kimia A to Z
Pingback: 6 Kegunaan Asam Benzoat Dalam Kehidupan Sehari-hari